Senin, 22 November 2010

ODE TO JOY



 


 


 

O Freunde, nicht diese Tȍne!

Sondern laβt uns angenehmere anstimmen,

und freudenvollere

Freude! Freude!


 

Freude, schȍner Gȍtterfunken

Tochter aus Elysium,

Wir betreten feurtrunken,

Himmlische, dein Heiligtum!

Deine Zauber binden wieder

Was die Mode streng geteilt.

Alle Menschen warden Brȕder,

Wo dein sanfter Flȕgel weilt.


 

Wem der groβe Wurf gelungen

Eines Freundes Freund zu sein,

Wer ein holdes Weib errungen,

Mische seinen Jubel ein!

Ja, wer auch nur eine Seele

Sein nennt auf dem Erdenrund!

Und wer's nie gekonnt, der stehle

Weinend sich aus diesem Bund!


 

Freude trinken alle Wessen

An den Brȕsten der Natur,

Alle Gutten, alle Bȍsen

Folgen ihrer Rosenspur.

Kȕβe gab sie uns und Reben,

Einend Freund, geprȕft im Tod,

Wollust ward dem Wurm gegeben,

Und der Cherub steht vor Gott.


 

Froh, wie seine Sonnen fliegen

Durch des Himmels prȁcht'gen Plan,

Laufet, Brȕder, eure Bahn,

Freudig, wie ein Held zum Siegen.


 

Seid umschlungen, Millionen!

Diesen Kuβ der ganzen Welt!

Brȕder, ȕber'm Sternenzelt

Muss ein lieber Vater wohnen

Ihr stȕrzt nieder, Millionen?

Ahnest du den Schȍpfer, Welt?

Such 'ihn ȕber'm Sternenzelt!

Ȕber Sternen muss er wohnen.


 

Seid umschlungen, Millionen!

Diesen Kuβ der ganzen Welt!

Brȕder, ȕber 'm Sternzelt

Muss ein lieber Vater wohnen.

Seid umschlungen,

Diesen Kuβ der ganzen Welt!

Freude, schȍner Gȍtterfunken

Tochter aus Elysium,

Freude, schȍner Gȍtterfunken


 


 

Oh friends, not these tones

Rather, let us raise our voices in more pleasing

And more joyful sounds!

Joy! Joy!


 

Joy, beautiful spark of gods

Daughter of Elysium,

We enter drunk with fire,

Heavenly one, your sanctuary!

Your magic binds again

What custom strictly divided.

All men become brothers,

Where your gentle wings rests.


 

Whoever has had the great fortune

To be a friend's friend,

Whoever has won a devoted wife,

Join in our jubilation!

Indeed, whoever can call even one soul

His own on this earth!

And whoever was never able to, must creep

Tear fully away from this band!


 

Joy all creatures drink

At the breasts of nature,

All good, all bad,

Follow her trail of roses.

Kisses she gave us, and wine,

A friend, proven in death,

Pleasure was to the worm given,

And the cherub stands before God


 

Glad, as His suns fly,

Through the Heaven's glorious design,

Run, brothers, your race,

Joyful, as a hero to victory.


 

Be embraced, you millions!

This kiss for the whole world!

Brothers, beyond the starry canopy

Must a loving Father dwell.

Do you bow down, millions?

Do you sense the Creator, world?

Seek Him beyond the starry canopy!

Beyond the stars must He dwell.


 

Be embraced, you millions!

This kiss for the whole world!

Brothers, beyond the starry canopy

Must a loving Father dwell.

Be embraced,

This kiss for the whole world!

Joy, beautiful spark of gods,

Daughter of Elysium,

Joy, beautiful spark of gods.


 


 

This lyric was rewritten by Ludwig von Beethoven from a poem An die Freude made by Friedrich Schiller in 1785 with many words he added shown in italics for song of his great masterpiece composition, Symphony No.9 in D minor, Op 125 "Choral", finished in 1824.

This song expresses the Beethoven's idea about real happiness in this Great Universe that emerged from solemn brotherhood of people around the world. Beethoven himself is known as a member of Freemasonry, an ancient spiritual universal brotherhood that always be misinterpreted as evil organization by some religious institutions.

By reading word by word the lyric while we enjoy the symphony we can feel the great inspiration that will make us better.

There are some symbols of ancient wisdom that also being taught in Freemasonry as a secret that is initiated to their members.

This lyric and symphony is so powerful, and many church has adopted the melody an changed all lyric according their doctrine of Christianity.

And our nation father that has recently passed away last year, the 4th former president of Republik Indonesia, Kyai Haji Abdurrahman Wahid, and he was well known as Gus Dur loved this symphony so much. He was great man that could accept all idea about life, the real hero of humanity, he can accept all kinds of people without discrimination at all.


 


 


 


 


 


 


 

Jumat, 26 Desember 2008

THEOKRASI TIDAK MENJAMIN KESELAMATAN UMAT MANUSIA


 


 

Account    illumination


 

Sebagian dari kita saat ini sedih, susah, kecewa, frustasi, marah, dan tidak mempunyai perasaan-perasaan negatif lainnya ketika berhadapan dengan situasi negara dan bangsa yang makin kacau balau, dilanda krisis yang kompleks, dan selalu mengalami bencana. Banyak orang-orang telah menyakiti diri sendiri, keluarga, orang lain demi mengejar pemuasan nafsu dan kebencian mereka sendiri, karena telah ditutupi ketidaktahuan (kebodohan) yang dibungkus dengan khayalan-khayalan duniawi.

Teinspirasi kebangkitan-kebangkitan para suci, nabi, dan guru besar masa lalu lewat ajaran-ajaran yang turun temurun dalam agama kita masing-masing, sebagian dari kita beranggapan bahwa situasi ini harus diubah dengan membangun tatanan baru, yang berasal dari doktrin ajaran-ajaran agama yang kita yakini sesuai dengan kedalaman pemahaman kita masing-masing. Sayangnya, di negara ini banyak orang yang mempunyai jalan yang berbeda-beda dan mengikutinya dengan pemahaman yang berbeda-beda kedalamannya dan kepentingannya, jika ide ini dilaksanakan, satu negara ini pasti terpecah belah menjadi banyak negara-negara kecil. Jika negara kecil ini hidup nantinya, belum tentu bisa berdaulat seperti halnya negara besar yang kuat dan kaya. Belum lagi, rakyatnya pasti mengalami banyak kesusahan dan penderitaan, karena otomatis akan kehilangan keluarganya, harta bendanya, pekerjaannya, bisnisnya, dan kebebasannya, karena di negara yang baru, para pemimpinnya membuat, melaksanakan, dan mengadili orang-orang lebih kejam lagi, karena mereka tidak mentolerir keyakinan sekelompok minoritas yang berbeda, kecuali ada sekelompok pemimpin yang berpengaruh kuat melindungi dan menjaganya, tergantung kadar kepentingannya.

Apakah perlakuan penguasa bisa lebih adil kepada rakyatnya yang homogen? Belum tentu, keadilan berada di tangan para penguasa religius, pendeta atau imam atau kepala ulama tertinggi, raja atau kaisar yang menjadi dewa hidup atau wakil Tuhan, atau dewan tetua pemuka agama. Pihak penguasa juga punya keterbatasan untuk menangani masalah-masalah, karena tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan tuntas dalam hukum agama, biasanya dengan menjaga kepentingannya maka keluar agama itu didesain untuk menjaga dan memelihara keberlangsungan kekuasaan mereka tanpa memperhitungkan kesalahan-kesalahan atau kegagalan mereka. Jadi, mereka mengkomunikasikan diri sebagai sosok sempurna walaupun kenyataannya mereka hanyalah manusia biasa. Atau mereka mengkomunikasikan diri sebagai penjaga kebenaran sejati yang menurut mereka sendiri paling benar (berarti yang lainnya salah semua).jika ada orang atau pihak lain yang menentang mereka, tentu mereka pasti akan dikucilkan, disingkirkan, disiksa, dipenjara, atau dibunuh agar tidak mempengaruhi rakyat untuk mengikuti sikapnya.

Jika pemerintah yang menguasai negara itu bisa menjalankan tugasnya menurut prinsip-prinsip kemanusiaan dan keadilan yang universal, maka pemerintah yang theokratis ini hampir berhasil membuat rakyatnya hidup lebih baik. Namun, biasanya mereka lemah dalam pertahanan terhadap ancaman serangan bangsa atau negara lain yang lebih agresif. Prinsip kemanusiaan yang naif sangat dijunjung tinggi oleh bangsa itu, sehingga tidak memperkenankan pemerintahnya memperkuat pertahanan militernya, ekonomi, sosial, dan budayanya. Pemerintahan semacam itu pasti akan mudah dikuasai atau dihancurkan bangsa atau negara lain yang lebih licik, lebih kuat, dan lebih kejam.

Bahkan pemerintahan yang paling kuat pertahanannya di segala bidang tidak juga terjamin kelangsungannya jika oknum-oknum dalam pemerintahan itu mulai korup dan menjalankan politiknya sendiri demi kepentingannya. Ini dapat menimbulkan pengkhianatan yang sangat dahsyat daya merusaknya daripada perang besar atau bencana alam.

Bila pemerintah gagal mempertahankan hidupnya, maka rakyat pasti hidup dalam kekacauan. Tidak ada yang memimpin mereka, dan orang-orang pasti saling menyakiti sesamanya demi kelangsungan kehidupan mereka. Negaranya terpecah belah menjadi negara-negara yang lebih kecil, lebih lemah, dan gampang dikendalikan negara-negara yang kuat.

Satu gambaran yang sangat tragis, bahwa ternyata sejak jaman Mesir kuno, sistem theokrasi menempatkan Pharaoh sebagai penguasa tertinggi yang dijunjung para pendetanya tumbuh menguat di atas penderitaan rakyat. Hal yang sama terjadi dengan sistem kapitalisme murni yang menempatkan uang di puncak tertinggi di bawah para penguasanya yang diperkuat oleh para pemuka agama, para prajurit, dan pemodalnya menindas rakyat kecil habis-habisan. Jadi, sebenarnya praktek menyimpang dari para pendeta atau pemuka agama sebagai pendukung pemerintah yang menjalankan sistem ekonomi model demikian yang menyebabkan kesengsaraan dan kekacauan rakyat. Jika pikiran mereka dimotivasi penumpukan kekayaan semata dengan menggunakan tameng religius itulah yang harus ditentang, bukan ajaran agamanya. Karena setiap agama dari manapun asal atau waktu timbulnya pada hakikatnya tidak membenarkan orang menindas, menyakiti, bahkan membunuh sesamanya, dengan memaksa orang bekerja keras dengan bayaran sedikit demi melangsungkan hidup mewah para boss.

 

ShoutMix chat widget